ini bahan yang gue dapet buat lomba ntar, sorry gua gak bawa flashdisk makanya gua masukin blog hihihi :D
Kalau seandainya setiap komponen bangsa sadar akan lingkungan di sekitarnya, mungkin permasalahan sampah yang tengah dihadapi oleh kota-kota besar khususnya atau kita semua pada umumnya, tidak akan menjadikan momok yang menakutkan. Sebenarnya hal ini téh dapat ditangani mulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga dengan cara memanpaatkan sampah rumah tangga untuk dijadikan kompos. Sekali lagi, ini kalau kita sadar dan peduli akan lingkungan.
Mungkin pengalaman saya ini, yang diperoleh 6 tahun lalu, tepatnya pada tanggal 24 September 2004, dalam acara Pelatihan Pembuatan Pupuk Sampah Rumah Tangga yang merupakan bagian dari kegiatan Kampoeng Organik 2004 di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta, bisa sedikit membantu dalam memecahkan persoalan sampah ini.
Untuk merubah sampah rumah tangga menjadi sesuatu yang sangat berguna téh, caranya mudah dan sederhana. Siapkan saja wadah dari botol plastik bekas air mineral yang berukuran 1½ liter. Potong bagian bawahnya. Balikan, sehingga mulut botol (yang bertutup) posisinya ada dibawah. Buat saringan dari pasir/sekam padi/serbuk gergaji yang dibungkus kain bekas berbahan kaos. Letakan bungkusan tersebut dalam botol tadi. Kemudian masukan juga campuran sampah dari sisa sayuran, sisa makanan, nasi basi atau sampah dari halaman rumah yang telah diberi (diaduk) dengan EM TANI. Dan untuk sampah yang berukuran agak besar/lebar sebaiknya dirajang dulu supaya masuk dalam wadah. Agar tidak tercium bau, atasnya téh diberi tanah yang gembur (subur) atau kompos yang sudah jadi, kira-kira setebal 2 cm.
Selama botol belum penuh, masukan lagi sampahnya dan tutup lagi atasnya dengan tanah atau kompos. Pokoknya, masukan sampah-tanah-sampah-tanah dan begitu seterusnya berlapis-lapis sampai botol penuh. Kegiatan ini dilakukan setiap hari. Jika botol penuh, siapkan lagi botol untuk sampah-sampah berikutnya. Botol yang sudah penuh agar disimpan ditempat sejuk dan aman dari tikus. Alangkah baiknya kalau botol itu digantung.
Setelah dua minggu cairan yang ada dimulut botol bisa diambil. Buka tutupnya dan tampung dalam wadah tersendiri. Cairan éta téh adalah lindi yang sangat berguna sekali untuk aktipator dalam pembuatan bokashi atau bisa juga dipakai untuk pupuk cair. Tentunya bila digunakan sebagai pupuk cair, sebelumnya harus diencerkan terlebih dahulu. Lindi berikutnya bisa diambil kapan saja samapai sampah didalam botol itu berubah menjadi kompos. Waktu yang diperlukan sampai menjadi kompos sekitar 1½ bulan dari botol terisi penuh. Tandanya campuran sampah menjadi hitam dan tidak berbau.
Hasil kompos éta téh dapat dimanpaatkan sebagai pupuk atau media tanam untuk tanaman hias dalam pot di rumah. Jika sampah rumah tangga yang tergolong bahan organik dijadikan kompos, berarti keluarga Ayi téh sudah ikut andil dalam mengatasi masalah sampah.
I. PENDAHULUAN
Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dsb. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.
Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut ;
1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
2. Tidak mengotori permukaan tanah.
3. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
4. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
5. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
6. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah.
7. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.
Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus. Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis yang dapat dimanfaatkan.
Berikut ini adalah pengelolaan limbah rumah tangga untuk limbah cair, padat dan gas.
II. URAIAN SINGKAT
Industri rumah tangga seperti industri tempe, tahu, rumah makan, dan lain-lain perlu dikelola. Limbah dari industri rumah tangga tersebut menimbulkan bau yang tidak enak dan mengganggu lingkungan sekitarnya. Salah satu cara mengelola limbah rumah tangga adalah dengan membuat 3 bak. Ketiga bak tersebut digunakan sebagai tempat pengendapan limbah secara bertahap. Dengan demikian air limbah yang keluar dari bak terakhir sudah tidak
membahayakan lagi.
III. BAHAN
1. Batu bata
2. Semen
3. Pipa pralon
4. Lem
5. Pasir
6. Lempengan besi
IV. PERALATAN
1. Gergaji
2. Cetok
3. Cangkul
4. Parang
5. Besi runcing
6. Ember
7. Skop
8. Meteran
V. PEMBUATAN
Buat bak sebanyak 3 buah dari batu bata dengan campuran pasir dan semen. Kemiringan saluran harus diperhitungkan. Usahakan jangan sampai ada benda pada air limbah, sebab apabila ada akan menempel dan menyumbat saluran. Antara bak satu dengan lainnya dihubungkan pipa pralon, antara satu dengan yang lain letaknya lebih rendah. Susunan dan sifat air limbah yang berasal dari limbah industri rumah tangga tergantung pada macam dan jenisnya, industri. Air limbah dapat berupa limbah dari pabrik susu, rumah makan, pemotongan hewan, pabrik tahu, pabrik tempe, dsb. Kotoran air limbah yang masuk ke bak I, akan mengapung. Pada bagian bawah limbah melalui pipa akan terus mengalir ke bak II. Lemak akan tertinggal dan akan menempel pad dinding. Untuk mengambil lemak perlu diserok. Dalam Bak II limbah akan mengalami pengendapan, terus ke bak III begitu juga. Dari pipa pralon pada bak III air limbah akan keluar dan sudah tidak membahayakan lagi. Untuk membawa lumpur diperlukan kecepatan 0.1m/detik dan untuk membawa pasir kasar perlu kecepatan 0,2m/detik. Cara pembuatannya dapat dilihat Gambar di bawah ini.
Gambar 1. Denah bak pengendap ideal berbentuk persegi panjang
Gambar 2. Bak limbah industri VI. PENGGUNAAN
1. Untuk membuang limbah industri rumah tangga.
2. Untuk membuang kotoran-kotoran yang bersifat cair.
VII. PEMELIHARAAN
1. Bak hendaknya sering dibersihkan agar kotorannya tidak mengganggu saluran
2. Perlu di kontrol saluran-salurannya untuk menghindari kemacetan.
3. Jangan membuang limbah berupa padat seperti : kain, kertas, daun-daun, plastik, kerikil, dsb.
VIII. KEUNTUNGAN
Membuatnya lebih sederhana, bahan-bahannya mudah didapat.
IX. KERUGIAN
Apabila kurang dikontrol akan sering macet, sehingga air akan keluar ke atas dan mengganggu lingkungan sekitarnya.
Catatan lain-lain :
Periksalah secara berkala apakah lemaknya yang menempel sudah banyak dan perlu dibersihkan atau apakah ada yang rusak.
X. DAFTAR PUSTAKA
Sugiharto. Dasar-dasar pengelolaan air limbah.. Jakarta : UI press, 1987.
XI. INFORMASI LEBIH LANJUT
1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPIbekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.